01 Jan 1970

Sedikitnya 128 atlet layangan size 53-58 dan 64 atlet Giblur size 105-120 cm dari 17 Kabupaten/kota di Jawa Barat bertarung dalam Turnamen layangan aduan tingkat Provinsi Jabar di Lapangan Pacuan Kuda Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Sabtu (11/6) sampai Minggu (12/6/2022).

Ketua Persatuan Layangan Seluruh Indonesia (Pelangi) Jabar, Ledy Hadipermana, didampingi Ketua Pelangi Sumedang, Nandang Kosim, mengatakan. Sedikitnya ada 17 Kabupaten/Kota, se Jawa Barat dari 21 Kabupaten/kota yang telah tergabung di Pelangi mengikuti even turnamen ini.

“Sebetulnya seluruhny ada 27 kabupaten/kota, namun yang sudah bergabung di Pelangi 21 Kabupaten/kota. Namun 2 kabupaten/ kota masih dalam proses penggabungan di Pelangi. Jadi memang baru 17 Kabupaten/kota yang ikut dalam turnamen ini,” ujarnya.

Menurut Ledy, cabang olah raga layangan memang baru tahun ini masuk di Porprov dibawah naungan Kormi (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia). Kemudian, Kormi itu membawahi OTKB (Olahraga Tradisional Kebudayaan) seperti jenis olahraga
Ketapel, benjang, panahan tradisional, kempo, bakiak, dan salah satunya cabor layangan.

“Dari 17 kabupaten/kota ini, setiap kabupaten kota melakukan seleksi untuk mengirimkan atlet terbaiknya. Nah kuota kami hanya 8 orang tiap kabupaten kota untuk ikut di turnamen ini. Namun ada juga yang 10 orang per kabupaten,” ujarnya.

Adapun, ke 17 kabupaten/kota ini berasal dari Kota Bekasi, Kota Depok, Kab Bogor, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Subang, Kab Sukabumi, Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab Bandung, Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab Ciamis, Kab Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, dan Kab Garut.

Turnamen Layangan Aduan Termasuk Jenis Olah Raga Rekreasi

“Ya turnamen layang layang ini selain digelar untuk melestarikan layang-layang yang hampir punah ditelan zaman. Sekaligus menjadi ajang silaturahmi para pecinta layangan aduan antar daerah. Turnamen ini juga upaya untuk mengenalkan layang-layang kepada generasi muda, dan termasuk jenis olah raga rekreasi yang sudah dapat dipertandingkan. Hari ini pembukaan, Insya Allah final dilaksanakan besok,” paparnya.

Ledy menambahkan, acara ini terselenggara atas kerja sama Perkumpulan Layangan Seluruh Indonesia (Pelangi), Pelangi Nasional, Provinsi, dan Kabupaten Kota, juga pemerintah provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Kota yang menjadi peserta.

Ledy pun mengungkapkan baru tahun ini Olahraga layangan masuk dalam Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat tingkat Provinsi Jabar (Forprov) IV Jabar tahun 2022. Artinya dari segi legalitas dan keberadaannya didukung pemerintah.

Free Style dan Seot Sebagai Dua Kategori Kejuaraan

“Untuk kejuaraan layangan ini ada dua kategori, free style (gaya bebas) size 53-58 cm dan Seot (tarik ulur) dengan layangan yang lebih lembut. Kemudian kedua size 105-120 cm gaya Gibrul (Gibrig ulur),” ujarnya.

Sedangkan untuk benang yang dipakai gelasan bebas, dari nomor 13 sampai 28. Dan harus memakai golongan tradisional tidak boleh memakai mesin atau alat lain. Sementara untuk aturan permainan, jarak antara lemain 1 ke pemain 2 jaraknya 32 meter, jarak dari tangan ke layangan 120 sampai 150 meter.

“Selain itu panitia juga memberikan Panjang lintasan 30 meter, untuk maju mundur pemain. Jadi biar leluasa menarik benang saat proses adu layangan,” ujarnya.

Menurutnya, selain mempertahankan tradisi layangan, turneman ini pun mengangkat kembali pelaku UMKM yang selama ini nyaris punah karena pandemi Covid 19. Selain pedagang dan perajin layangan serta benang layangan, juga pelaku UKM lain yang terlibat di area pertandingan.

“Di layangan itu kita merangkul 3 golongan, perajin, penjual dan pemain. Nah kita rangkul 100 lebih perajin layangan dan gelasan di Sumedang, khususnya di Tanjungsari,” ujarnya.

Lebih jauh, Ledy mengungkapkan, turnamen ini pun dalam rangka mempersiapkan Fekan Olahraga Nasional (Fornas) yang akan digelar di Palembang pada 4-5 Juli 2022 untuk layangan aduan dan hias. Juga dalam mempersiapkan Fornas tahun 2023 yang akan digelar di Jabar.

Sementara itu, Mulyana Galih atlet asal Purwakarta mengatakan sangat senang adanya turneman ini. Sebab, mengenalkan ke generasi muda dan dalam rangka memelihara permainan tradisional Indonesia. Dia pun mengakui venue lapangan kuda yang bagus, dan anginnya tidak terlalu kencang dan landay. Sehingga cukup memanjakan para pemain.

“Udaranya juga sejuk tidak panas meski jam 12 siang. Ya lumayan juga tempatnya enak,” tandasnya.