B A P P P P E D A

Loading

Tahu dan Lontong Jadi Menu Jamuan Selamat Datang Peserta MTQ Jabar

Para peserta MTQ ke-37 Jawa Barat yang tiba di Asrama Haji Sumedang untuk melakukan registrasi disuguhi makanan khas Sumedang yakni Tahu dan Lontong sebagai jamuan selamat datang (welcome drink), Sabtu (18/6).

Selain tahu lontong, disajikan pula makanan khas lainnya berupa umbi-umbian yang direbus seperti ubi, singkong dan kacang tanah. Ada juga pisang rebus.

Dadang (52), salah seorang ofisial Kafilah MTQ dari Kabupaten Bandung mengapresiasi suguhan menu tradisional tersebut.

“Saya sangat menikmati menu yang disajikan kepada kami, utamanya Tahu Sumedang yang terkenal. Semua dikemas unik dan rasanya sangat lezat,” tuturnya sambil menikmati jamuan.

Para tamu tampak sangat menikmati menu tradisional yang disuguhkan, bahkan beberapa di antaranya meminta tambahan makanan untuk dibawa dan dimakan di penginapan.

“Kami sengaja menyajikan makanan khas Sumedang yang sudah dikenal yakni Tahu Sumedang ditambah makanan tradisional lainnya yang tentunya sehat, tanpa pengawet dan pewarna seperti ubi rebus, dan singkong rebus,” kata Kabag Prokopim Setda Kabupaten Sumedang M Yusup Sahrulloh selaku panitia lokal MTQ Jabar.

Dikatakan, panitia juga telah mengimbau kepada hotel dan penginapan tempat para kafilah MTQ menginap untuk turut menyajikan menu tradisional khas Sumedang dalam jamuan para tamunya.

“Ada yang menyajikannya di lobby saat para kafilah datang, ada juga yang dikirim ke kamar masing-masing. Menunya macam-macam. Seperti di Hotel Amory Boutique yang disuguhkan Opak Conggeang dan Comring,” kata Yusup.

Sebagai bentuk pencegahaan terjadinya keracunan makanan yang disebabkan oleh rendahnya menjaga kebersihan, panitia juga melakukan pemeriksaan kesehatan pangan.

“Inspeksi kesehatan pangan dimaksudkan untuk menjamin para peserta MTQ tetap sehat selama mengikuti kegiatan musabaqoh,” ujar Yusup.

Inspeksi makanan dilakukan terhadap para pengelola makanan seperti catering, hotel-hotel dan tempat para peserta menginap.

“Juga dilakukan pengambilan sampel makanan untuk mengetahui adanya bahan-bahan yang dapat menimbulkan terjadinya keracunan makanan,” katanya.

BACK